top of page

Ikuti Wall Street, Bursa Saham Asia Memerah Pagi Ini



Kontak Perkasa Futures - Pergerakan sejumlah bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (30/1/2018), mengekor pelemahan pada perdagangan di Amerika Serikat (AS).


Indeks Topix Jepang turun 0,2% pada pukul 9.05 pagi waktu Tokyo (pukul 07.05 pagi WIB). Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing turun 0,6% dan 0,3%.


Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 dilaporkan naik 0,1% setelah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) meluncur sekitar 0,7% pada akhir perdagangan Senin (29/1), saat indeks VIC melonjak 25%. Indeks MSCI All-Country World turun 0,6%, penurunan terbesar sejak Agustus.


Dilansir Bloomberg, pergerakan saham di Jepang, Korea Selatan. dan Australia turun setelah indeks S&P 500 meluncur dari rekor tertingginya.

Pergerakan tiga indeks acuan AS di bursa Wall Street meluncur ke zona merah pada akhir perdagangan Senin (29/1), dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan penurunan persentase terbesarnya dalam satu hari, akibat terbebani pelemahan saham Apple.


Saham Apple turun 2,1% menyusul pemberitaan bahwa perusahaan ini akan memangkas separuh produksi smartphone iPhone X. Hal ini mendatangkan kekhawatiran tentang permintaan model terbaru perusahaan, beberapa hari sebelum rilis laporan keuangan kuartalannya.


Di sisi lain, obligasi AS memperpanjang penurunan yang telah membawa imbal hasil ke level tertingginya sejak awal 2014 saat para pedagang bersiap untuk pekan yang sibuk dalam data ekonomi dan pertemuan kebijakan Federal Reserve terakhir yang dipimpin Janet Yellen.


Imbal hasil obligasi lima tahun Jerman turun di atas nol persen untuk pertama kalinya sejak Desember 2015, setelah seorang pembuat kebijakan mengatakan tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan program quantitative easing.


Kecemasan merayap ke dalam pasar ekuitas saat lonjakan obligasi pemerintah menguji valuasi saham. Namun, kekuatan dalam laporan keuangan perusahaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan optimisme mengenai pemotongan pajak di AS telah membantu menaikkan harga di banyak pasar seluruh dunia ke rekor tertinggi bulan ini.


Pasar selanjutnya akan mencermati rilis sejumlah data penting dari China dan AS, pernyataan Presiden Donald Trump, dan laporan keuangan dari beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia pekan ini.



bottom of page