top of page

Dua Raksasa Supermarket Inggris Merger, Indeks Stoxx Terkerek


PT KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa Eropa menguat pada penutupan perdagangan Senin (30/4/2018).


Indeks Stoxx naik 0,1%, dan indek DAX Jerman naik 0,3% persen, didukung respons investor setelah meredanya ketegangan antar-Korea dan sokongan laporan perolehan laba yang signifikan dari sejumlah perusahaan.


Sementara itu pelaku bursa sama juga menyoroti kenaikan signifikan saham supermarket asal Inggris Sainsbury's yang terkerek 14,5%.


Penguatan saham Sainsbury’s terjadi setelah setuju untuk bergabung dengan Walmart's Asda untuk menciptakan kelompok supermarket terbesar di Inggris berdasarkan pangsa pasar.


"Penggabungan (Sainsbury’s dan Asda) jika berhasil, menciptakan raksasa ritel di Inggris dengan skala pengadaan dan distribusi yang cukup untuk mendominasi ritel makanan dan menantang Amazon di nonmakanan," kata analis Berenberg seperti dikutip Reuters, Selasa (1/4/2018).


Diprediksi dengan kekuatan posisi ritel Walmart ditambah kemampuan pemasaran melalu daring Sainsbury, serta potensi sinergi antara ritel makanan dan nonmakanan akan bisa menghadapi dominasi pesaing dagang-el Amazon di Inggris.


Respons saham ritel pesaing beragam pada penutupan perdagangan Senin, Tesco melemah 0,9%, Carrefour Prancis naik 0,9%, Casino naik 1%, Ahold Delhaize turun 0,4%.


Sementara itu, indeks di Bursa Amerika Serikat melemah pada penutupan perdagangan Senin (30/4/2018) atau Selasa pagi WIB (1/5/2018).


Indeks S & P 500 pada perdagangan Senin melemah 0,82% ke angka 2.648,05, pelemahan dipimpin saham Boeing Co. dan Microsoft Corp seperti dikutip dari Bloomberg.


Indeks Nasdaq 100 juga melemah 0,75% ke angka 7.066,27, tertekan pelemahan saham berbasis teknologi, termasuk Celgene Corp Apple Inc..

Indeks Dow Jones melemah 0,61% ke angka 24.163,15.


Indeks di bursa AS dibayangi hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang digelar dua hari, mulai Selasa waktu setempat.


Seperti diketahui bank sentral AS (The Federal Reserve) diprediksi belum akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR) pada FOMC yang akan berlangsung pada 1-2 Mei 2018.


Berdasarkan data indeks probabilitas Bloomberg terkait kenaikan suku bunga The Fed, menunjukkan potensi kenaikan tersebut hanya 34,2% pada FOMC Mei. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari indeks probabilitas untuk FOMC Juni yang presentasenya mencapai 93,3% hingga Minggu (29/4).


Adapun laju kenaikan suku bunga acuan diperkirakan bisa mencapai empat kali tahun ini seiring dengan kenaikan upah di Amerika Serikat.


Hal ini berbeda dengan yang diumumkan pejabat The Fed pada rapat kebijakan

Maret silam, bahwa kenaikan suku bunga hanya akan tiga kali hingga akhir tahun ini.


Adapun rilis data kompensasi pekerja AS untuk kuartal I/2018 tercatat tumbuh 2,7% dalam 12 bulan terakhir. Kenaikan tersebut juga merupakan yang terbesar sejak 2008.


Tag : bursa eropa



bottom of page