top of page

Data Inflasi Dirilis, IHSG Turun Tipis Pada Akhir Sesi I


PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (2/5/2018).


IHSG turun 0,05% atau 2,99 poin ke level 5.991,61 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan 0,08% atau 4,77 poin di level 5.999,36. Adapun pada perdagangan Senin (30/4), IHSG berakhir menanjak 1,27% atau 75,36 poin di level 5.994,59.


Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.970,40 – 6.012,94. Sebanyak 154 saham menguat, 199 saham melemah, dan 223 saham stagnan dari 576 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama sektor pertanian (-1,42%) dan perdagangan (-0,94%). Adapun sektor aneka industri yang menguat 1,81% memimpin kenaikan di antara lima sektor.


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi April 2018 mencapai 0,10% atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Mei sebesar 0,20%. Adapun, inflasi tahunannya sebesar 3,41% dan inflasi tahun kalendernya mencapai 1,09%.


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menuturkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2018 secara umum masih diwarnai oleh panen raya yang dimulai dari bulan sebelumnya.


"Dari tujuh kelompok pengeluaran, inflasi terbesar terjadi pada kelompok sandang 0,29% dengan andil 0,02%. Posisi kedua ditempati makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24% dengan andil sebesar 0,05%," papar Yunita, dilansirBisnis.com.


Sementara itu, bahan makanan mengalami deflasi 0,26% didorong oleh komoditas beras yang mengalami deflasi 0,08% dan ikan segar deflasi sebesar 0,03% serta cabai merah sebesar 0,03%. Namun, pada kelompok bahan makanan tetap ada yang mengalami inflasi a.l. bawang merah 0,07% dan daging ayam ras 0,03%.


Selain itu, BPS melaporkan inflasi inti pada April 2018 mencapai 0,15% mtm dan secara tahunan sebesar 2,69% yoy. Inflasi harga yang diatur pemerintah tercatat sebesar 0,24% mtm dan tahunannya sebesar 0,37%.


Menurut Yunita, hal ini dipengaruhi komponen energi yang mengalami inflasi sebesar 0,30% akibat dari kenaikan pertalite pada Maret lalu dengan andil inflasi sebesar 0,03%.



bottom of page