top of page

Regulator China Berencana Batasi Volatilitas, Harga Batu Bara Lanjut Melemah


KONTAK PERKASA FUTURES - Harga batu bara turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Rabu (2/5/2018).

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, melorot 1,61% atau 2,40 poin dan berakhir di posisi US$85,60/metrik ton.

Harga batu bara kontrak Januari 2019 telah melemah untuk hari kedua berturut-turut. Pada perdagangan Selasa (1/5), harga batu bara kontrak Januari 2019 ditutup turun 0,29% di posisi 87, setelah mampu membukukan reli selama empat hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Shanghai Securities News, mengutip sebuah pertemuan yang diselenggarakan NDRC dan otoritas lokal bersama produsen batu bara utama pada 28 April, melaporkan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China telah menyusun rencana untuk mencegah fluktuasi liar pada harga batu bara.

Pihak regulator tidak akan mengenakan pembatasan harga batu bara saat ini, mengingat kelancaran operasi tambang dengan fasilitas canggih dan jumlah cadangan cadangan yang ada.

Laporan yang sama, seperti dilansir Bloomberg, juga menyebutkan beberapa pihak berpikir bahwa reli pada harga batu bara baru-baru ini mungkin berlangsung pendek.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah membukukan kenaikan terbesar dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Rabu (2/5), seiring mendekatnya tenggat waktu untuk keputusan AS tentang kesepakatan nuklir Iran mendekat dan dolar melemah.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni 2018 berakhir menguat 1% atau 0,68 poin di level US$67,93 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2018 menguat 0,23 poin dan ditutup di level US$73,36 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Presiden Donald Trump berencana memutuskan apakah akan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada atau sebelum 12 Mei. Putusan ini dapat mengganggu ekspor minyak mentah oleh produsen terbesar OPEC ketiga tersebut.

Pada saat yang sama, penurunan greenback mendorong daya tarik minyak mentah sebagai investasi setelah The Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu waktu setempat.

“Ini tampak seperti reaksi terhadap Fed,” kata Phil Streible, analis pasar senior di RJO Futures di Chicago, seperti dikutip Bloomberg. “Dolar mulai melemah dan menyebabkan aset lain meningkat, seperti logam dan energi.”

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam

Tanggal US$/MT

2 Mei 85,60(-1,61%)

1 Mei 87,00(-0,29%)

30 April 87,25(+0,75%)

27 April 86,60(+0,46%)

26 April 86,20(+0,70%)



bottom of page