top of page

Kebijakan Pemerintah Indonesia Berhasil Turunkan Impor


PT KONTAK PERKASA FUTURES - Kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk mengurangi impor dinilai berhasil oleh analis asing. Neraca perdagangan pada Maret dan Februari tercatat surplus pada masing-masing USD 540 juta dan USD 330 juta.

Berdasarkan laporan DBS, neraca perdagangan berhasil surplus selama dua bulan berturut-turut pada bulan Maret. Sejumlah faktor penurunan impor adalah menurunnya harga minyak, pelemahan rupiah, dan lemahnya pertumbuhan investasi.

Selain itu, sejumlah kebijakan moneter pemerintah yang ketat juga menjadi penentu dalam mengekang impor dan meningkatkan neraca perdagangan.

"Langkah itu termasuk kenaikan pajak impor (PPH 22) untuk hampir 1.000 barang konsumsi, persyaratan untuk menggunakan bahan bakar campuran biodiesel (B20) dan rencana menunda impor barang modal untuk beberapa proyek infrastruktur," tulis DBS dalam laporan yang diterima Liputan6.com, Selasa (23/4/2019).

DBS mencatat persentase impor yang turun secara tahunan adalah barang konsumsi (13,3 persen), modal (4,3 persen), dan bahan baku (7,4 persen). Sebagai catatan, impor bahan baku mendominasi impor Indonesia, yaitu 75 persen.

Impor berhasil lebih melambat meski ada pelambatan ekspor karena lesunya ekonomi global. Permintaan ekspor dari kawasan China, Jepang, dan ASEAN tercatat turun. Selain itu, DPS menyebut harga komoditas utama Indonesia seperti batu bara, CPO, dan karet diprediksi tetap datar oleh tahun ini.

Ekonomi China diprediksi melambat tahun ini, namun DBS menyebut stabilisasi ekonomi China membuka kemungkinan meningkatnya ekspor. Neraca perdagangan RI tahun 2019 pun berpotensi membaik.

"Kemungkinan stabilisasi ekonomi Tiongkok dapat mendukung permintaan perdagangan di kawasan ini, termasuk Indonesia," tulis DBS.

bottom of page