top of page

101 Saham Melemah, IHSG Dibuka Anjlok ke 5.084,79

PT KONTAK PERKASA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini.Pada prapembukaan perdagangan Kamis (22/10/2020), IHSG anjlok 11,65 poin atau 0,23 persen ke level 5.084,79. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap menguat 13,70 poin atau 0,28 persen ke level 5.083,33.

Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 0,42 persen ke posisi 783,79. Gerak indeks acuan sebagian besar turun.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.086,97. Sedangkan terendah 5.079,45.

Sebanyak 98 saham menguat namun tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Kemudian 101 saham melemah dan 153 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 27.562 kali dengan volume perdagangan 687,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 356,8 miliar.

Tercatat, investor asing beli saham di pasar regular mencapai Rp 11 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.600 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya 3 sektor berada di zona hijau. Penguatan dipimpin sektor perkebunan yang naik 0,25 persen. Disusul sektor barang konsumsi yang menguat 0,06 persen dan sektor perdagangan naik 0,05 persen.

Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh aneka industri yang anjlok 0,68 persen. Kemudian disusul sektor keuangan yang turun 0,46 persen dan sektor pertambangan turun 0,24 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain, SAME naik 12,67 persen ke Rp 169 per lembar saham. Kemudian ITIC naik 10,49 persen ke Rp 790 per saham dan WICO naik 8,41 persen ke Rp 580 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menahan penguatan IHSG antara lain PPGL turun 9,42 persen ke Rp 250 per lembar saham, NZIA yang turun 6,93 persen ke Rp 188 per lembar saham dan JSKY turun 6,86 persen ke Rp 163 per saham.

Sementara data Ashmore menyatakan, rupiah dan obligasi pemerintah memperpanjang keuntungan setelah pemerintah menjual sejumlah besar hutang dalam lelang, menunjukkan peningkatan selera untuk aset pasar berkembang.

Rupuiah turun menjadi 14.633 per dolar AS, sementara imbal hasil 10 tahun turun menjadi 6,608 persen. Kementerian Keuangan menjual obligasi dan T-bills senilai Rp32,7 triliun dalam lelang setelah menerima tawaran masuk sebesar Rp83,0 triliun.


bottom of page