top of page

Banyak Uang RI Lari Keluar, Dolar Australia Dekati Rp 11.200



Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (17/3/2021) hingga mendekati Rp 11.200/AU$, setelah membukukan pelemahan tipis-tipis 3 hari beruntun. Rupiah terbebani capital outflow di pasar obligasi dalam negeri.


Melansir data Refinitiv, dolar Australia menguat 0,33% ke Rp 11.189,15/AU$ di pasar spot. Dalam 3 hari perdagangan sebelumnya, dolar Australia melemah hanya 0,12%.


Rupiah belakangan ini sulit menguat, sebabnya adanya capital outflow yang besar di pasar obligasi. Melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) pada periode 1 sampai 15 Maret, investor asing melepas kepemilikan SBN nyaris Rp 20 triliun. Capital outflow tersebut lebih besar ketimbang sepanjang bulan Februari Rp 15 triliun.


Capital outflow juga kemungkinan terjadi hari ini melihat yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang naik 2,2 basis poin ke 6,769%.

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga turun maka yield akan naik, dan sebaliknya. Saat harga turun, artinya sedang ada aksi jual.


Selain itu, lelang obligasi yang dilakukan pemerintah juga tidak mencapai target belakangan ini, menjadi indikasi kurang menariknya yield yang diberikan.


Terbaru, Selasa kemarin pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif Rp 30 triliun, tetapi yang dimenangkan hanya Rp 19 triliun.

Selain itu, penawaran yang masuk juga terbilang rendah, hanya Rp 40,1 triliun, turun dari lelang sebelumnya Rp 49,7 triliun.


Capital outflow dan rendahnya hasil lelang obligasi tersebut sebagai akibat melesatnya yield Treasury AS, sehingga para investor tentunya menginginkan yield yang lebih tinggi di SUN.


Sementara itu dolar Australia sebelumnya melemah setelah rilis notula rapat kebijakan moneter Reserve Bank of Australia (RBA). Dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Maret tersebut ditegaskan suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2024. Suku bunga yang saat ini 0,1%, terendah sepanjang sejarah baru akan dinaikkan jika pertumbuhan gaji sudah mencapai 3%. Bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut melihat pertumbuhan gaji 3% baru akan dicapai setidaknya pada tahun 2024. Saat ini pertumbuhan gaji berada di level 1,4%.

Selain pertumbuhan gaji, inflasi juga ditargetkan berada di kisaran 2% sampai 3%.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210317133931-17-230791/banyak-uang-ri-lari-keluar-dolar-australia-dekati-rp-11200

Comments


bottom of page