BBYB Sukses Rights Issue, Mau Digiring Kemana Harganya?
- kontakbpp
- Dec 15, 2021
- 3 min read

Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Emiten perbankan digital Tanah Air yang dibeking oleh konglomerat global Jack Ma yakni PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) baru saja sukses melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu V (PMHMETD V) alias rights issue.
BBYB sukses mendapatkan suntikan modal senilai Rp 2,5 triliun setelah seluruh pemegang sahamnya menebus hak-nya dalam aksi korporasi berupa rights issue alias tingkat penebusan 100%.
Baik investor institusi seperti PT Gozco Capital, PT Akulaku Silvrr Indonesia, Yellow Brick Enterprise Ltd, Rockcore Financial Technology Co.Ltd hingga investor publik telah mengkonversi hak-nya menjadi 1.927.162.193 saham baru.
Berdasarkan prospektus perseroan, BBYB menargetkan penerbitan 1.927.162.193 miliar saham baru atas nama atau yang setara dengan 20,45% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dalam rights issue kali ini harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 1.300/saham.
Sebagai informasi, BBYB masuk ke dalam kategori bank KBMI I berdasarkan penggolongan OJK yang baru karena modal intinya masih berada di bawah Rp 3 triliun. Per 30 September 2021, BBYB memiliki modal inti (Tier-1) sebesar Rp 1,028 triliun.
Apabila mengacu pada ketentuan yang ditetapkan regulator, maka hingga akhir tahun ini BBYB masih membutuhkan tambahan modal kurang lebih Rp 1 triliun lagi untuk mencapai angka Rp 2 triliun.
Dengan capaian pendanaan dalam rights issue kali ini yang mencapai Rp 2,5 triliun artinya BBYB sudah memenuhi target yang ditetapkan oleh OJK untuk tahun depan yakni Rp 3 triliun.
Untuk diketahui, dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk ekspansi kredit (15%), kegiatan operasional perbankan (40%), pengembangan teknologi informasi (30%) dan 15% untuk memperkuat KPMM (CAR).
Menariknya, salah satu dampak yang timbul dari aksi korporasi ini adalah penurunan rasio Price to Book Value (PBV) BBYB. Saat cum date pada 26 November lalu, harga saham BBYB ditutup di Rp 2.170/saham dan harga teoritisnya ditetapkan menjadi Rp 1.992/saham.
Kala itu, nilai kapitalisasi pasar BBYB mencapai Rp 16,26 triliun. Dengan nilai ekuitas perseroan yang mencapai Rp 1,1 triliun maka didapat rasio PBV sebesar 14,7x.
Namun setelah BBYB sukses melaksanakan rights issue, total ekuitas BBYB menjadi Rp 3,6 triliun dan market cap BBYB menjadi Rp 24,78 triliun. Artinya, rasio PBV BBYB menjadi 6,86x atau turun setengahnya dari saat cum date.
Penurunan rasio PBV ini tentu membuat BBYB secara valuasi lebih menarik. Namun jika dibandingkan dengan rata-rata wajar PBV industri perbankan, maka valuasi BBYB terbilang mahal (premium).
Hanya saja perlu diingat model bisnis BBYB adalah digital bank alias bank tanpa cabang sehingga diharapkan bakal lebih efisien dalam operasionalnya.
Selain itu, bank digital juga dapat bergerak lebih agile dalam mengejar pertumbuhan sehingga layak divaluasi secara premium dibandingkan dengan perbankan konvensional pada umumnya.
Rights issue BBYB juga mendapat sambutan hangat dari pelaku pasar. Tercatat sejak 26 November 2021, harga saham BBYB telah naik 32%. Kemarin harga saham BBYB ditutup menguat1,54% ke level Rp 2.630/saham.
Sebagai bank digital, BBYB saat ini sudah memiliki ekosistem yang didukung oleh keberadaan perusahaan fintech lending yaitu PT Akulaku Silvrr Indonesia yang juga menjadi pemegang saham pengendali perseroan.
Melalui kolaborasi dengan fintech terutama untuk peer to peer lending (P2P lending) BBYB berharap dapat menyalurkan kredit hingga Rp 750 miliar sepanjang tahun ini atau setara dengan hampir 20% dari total kredit perseroan. Pinjaman tersebut akan disalurkan kepada 15-20 entitas P2P lending.
Jalan BBYB untuk menjadi jawara digital bank di Indonesia sejatinya masih panjang mengingat ada beberapa bank mini lain yang juga gencar untuk masuk ke segmen dengan prospek cerah ini dan mereka juga tengah membangun ekosistemnya masing-masing.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211215004135-17-299338/bbyb-sukses-rights-issue-mau-digiring-kemana-harganya
Comments