top of page

Bursa Jepang & Aussie Loyo, KOSPI Melesat Nyaris 2%



Semarang, PT Kontak Perkasa - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Kamis (3/2/2022), di tengah kekhawatiran pasar terkait pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung.

Indeks KOSPI Korea Selatan dibuka melonjak 1,71% dan Straits Times (STI) Singapura melesat 1,68%. Pada hari ini merupakan perdagangan perdana di bulan Februari untuk KOSPI dan STI, setelah sempat libur Tahun Baru China atau Imlek

Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,81% dan ASX 200 Australia melemah 0,18% pada perdagangan hari ini.


Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China masih ditutup karena masih adanya libur panjang Imlek.

Dari Korea Selatan, data aktivitas manufaktur tumbuh pada laju paling tajam sejak Juli 2021 karena output industri dan pesanan baru meningkat, meski masih dibebani oleh belum pulihnya rantai pasokan.

IHS Markit melaporkan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Januari 2022 naik menjadi 52,8, dari sebelumnya pada Desember tahun lalu di angka 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.


Sebelumnya, pesanan ekspor baru untuk barang-barang manufaktur Korea Selatan kembali ke wilayah ekspansi 50,4, dari sebelumnya di zona kontraksi 49,5 pada Desember tahun lalu, dengan adanya peningkatan permintaan dari Amerika Serikat (AS), Eropa dan China, menandakan perdagangan global akan terus pulih dari pandemi.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam pada hari ini terjadi di tengah positifnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada penutupan perdagangan Rabu waktu AS.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,63% ke level 35.629,328, S&P 500 melesat 0,94% ke 4.589,37, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,5% ke posisi 14.417,55.

Cerahnya Wall Street dibantu oleh kinerja pendapatan dan laba positif dari beberapa perusahaan teknologi besar di AS seperti induk Google Alphabet dan pembuat chip Advanced Micro Devices.

Saham teknologi besar AS telah menjadi pendorong utama rebound-nya Wall Street dalam empat hari terakhir, karena investor memfokuskan kembali perhatian mereka pada musim pendapatan, setelah perusahaan teknologi mega cap terus melaporkan hasil kuartalan yang kuat.

Perusahaan teknologi besar di AS bahkan juga sempat memimpin koreksi pada bulan lalu akibat kekhawatiran pasar atas potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).


Dari data ketenagakerjaan AS, ADP menunjukkan data penggajian swasta turun 301.000 untuk Januari. Berkebalikan dengan prediksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan 200.000 pekerjaan swasta bertambah pada Januari lalu.

Gejolak perdagangan pasar saham global pada bulan lalu sebagian besar dipengaruhi oleh rencana agresif The Fed untuk menaikkan suku bunga.

Namun, beberapa anggota The Fed telah memberikan komentar secara terbuka yang meyakinkan banyak pihak bahwa mereka tidak ingin kenaikan suku bunga yang mengganggu pasar keuangan dan beberapa bahkan menyebut The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin pada Maret mendatang.


Di lain sisi, ketegangan geopolitik di Eropa timur masih berlangsung setelah Pentagon mengatakan akan memindahkan beberapa pasukannya yang berbasis di Eropa lebih jauh ke timur dan mengerahkan pasukan tambahan yang berbasis di AS ke Eropa.

Pengerahan itu dilakukan saat sekitar 100.000 tentara Rusia dilengkapi dengan persenjataan canggih di perbatasan timur antara Ukraina dengan Rusia dan perbatasan utara dengan Belarus, yang merupakan sekutu Moskow.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220203083725-17-312503/bursa-jepang-aussie-loyo-kospi-melesat-nyaris-2

Comentarios


bottom of page