top of page

IHSG Siap Menghadapi Ujian Dari Wall Street & Jokowi?


Semarang, PT Kontak Perkasa - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah kompak melemah pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (18/1/2022). Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat.

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,47% di level 6.614,06 pada Selasa (18/1/2022).

Indeks sempat terkoreksi tajam lebih dari 1,6% di awal-awal perdagangan sesi II dimulai. Namun indeks akhirnya berhasil rebound.

Terpantau ada 159 saham yang naik, 400 saham melemah dan 122 stagnan. Nilai transaksi menyentuh Rp 11,52 triliun. Asing net buy Rp 170 miliar di pasar reguler.

Kinerja IHSG pada Selasa, mengekor bursa saham Asia yang mayoritas terbenam di zona merah kecuali indeks Shanghai Composite yang naik 0,80%.


Setali tiga uang, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah di pasar spot juga melemah.

Pada Selasa (18/1), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.325. Rupiah melemah tipis hampir flat 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Di pasar spot, US$ 1 dibanderol Rp 14.335 kala penutupan perdagangan. Rupiah terdepresiasi 0,14%.

Sementara, harga mayoritas obligasi pemerintah atau SBN ditutup menguat pada perdagangan Selasa (18/1/2022), di tengah sentimen cenderung negatif dari dalam negeri, di mana kasus infeksi virus corona (Covid-19) RI kembali berkisar 1.000 kasus.

Mayoritas investor memburu obligasi pemerintah pada Selasa, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 10 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 15 tahun naik sebesar 1,7 basis poin (bp) ke level 6,388%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun naik tipis 0,1 bp ke level 6,86%, dan yield SBN berjangka waktu 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara juga naik 0,7 bp ke level 6,396%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220119055157-17-308526/ihsg-siap-menghadapi-ujian-dari-wall-street-jokowi

Comments


bottom of page