top of page

Laris Jualan Emas RI, Emiten Singapura Ini Malah Tekor Rp14 M


Semarang, PT Kontak perkasa Futures - Emiten pertambangan emas dan produsen emas dore (emas batangan yang belum selesai dimurnikan), PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) mencatatkan kerugian bersih Rp 14,17 miliar pada kuartal I-2021.


Rugi bersih ini berkurang 79,90% dari periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan mencatatkan total kerugian hingga Rp 70,51 miliar.


Berdasarkan data laporan keuangan, perusahaan yang 89,99% sahamnya dipegang oleh Wilton Resources Holdings Pte. Ltd. Singapore ini juga mencatatkan penurunan pendapatan dari hasil penjualan emas dore.


Pendapatan ini turun 5,03% dari semula Rp 1,16 pada kuartal I-2020 kini menjadi Rp 1,10 miliar dengan total penjualan emas dore sebanyak 1.407 gram.

Nilai aset perusahaan naik tipis menjadi Rp 423,49 miliar dari posisi akhir tahun lalu di angka Rp 412,34 miliar.


Aset ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 37,83 miliar atau hanya 8,9% dari total aset perusahaan, sedangkan Rp 385,66 miliar sisanya merupakan aset tidak lancar.

Liabilitas perusahaan mengalami peningkatan 4,31%, dari semula Rp 593,85 miliar kini menjadi Rp 619,45 miliar.


Liabilitas tersebut terbagi menjadi kewajiban jangka pendek yang mencapai 91,35% dari total atau senilai Rp 619,45 miliar, sedangkan Rp 53,55 miliar sisanya merupakan liabilitas jangka panjang.

Kenaikan liabilitas ini ikut menaikkan ekuitas (defisiensi modal) dari semula negatif Rp 181,53 miliar membengkak menjadi negatif Rp 195,95 miliar.


Kuartal 2

Laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun ini memang belum dirilis akan tetapi perusahaan telah menyampaikan pendapatan dari penjualan emas dore pada kuartal kedua mencapai Rp 1.243.717.270 (Rp 1,24 miliar) atau setara dengan 1.518 gram emas dore.


Terlepas dari memburuknya situasi Covid-19 di Indonesia dan juga ambruknya kinerja perusahaan yang salah satunya terlihat dari defisiensi modal, Wilton tetap saja melanjutkan proyek yang sedang berlangsung untuk memenuhi jadwal yang telah diproyeksikan.


Direksi Wilton Makmur Indonesia menyampaikan fasilitas pemrosesan flotation dan carbon-in-leach berkapasitas 500 ton per hari, telah terdapat beberapa kemajuan seperti pemasangan pasokan tenaga listrik dari PT PLN (Persero) dan juga penyelesaian infrastruktur lainnya seperti laboratorium, kantor, perlindungan lereng dan drainase.


Perusahaan yang memiliki konsesi tambang Ciemas Gold Project di wilayah Jawa Barat itu tidak merinci sisa cadangan dan sumber daya pada laporan keuangan yang terbit di keterbukaan informasi BEI.


Laporan terakhir per tanggal 30 Juni 2018, menyatakan cadangan terkira perusahaan adalah sejumlah 3,26 juta ton dengan kadar rata-rata mencapai 7,7 ppm (part per milion/7,7 gram emas dalam 1 ton).


Terkait kerugian dan defisiensi modal, manajemen perusahaan mengatakan, "kondisi ini beserta hal-hal lain yang didiskusikan di bawah ini mungkin mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan mengenai kemampuan Grup dalam mempertahankan kelangsungan usahanya."


Manajemen juga menjelaskan, rencana perseroan untuk mengatasi kondisi tersebut di atas mencakup keberlanjutan penyelesaian pembangunan 500 tonnes per day flotation Carbon in Leach (tpd CIL) plant.


Karena pembatasan berkelanjutan yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia yang timbul dari dampak pandemi Covid-19, pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, manajemen grup tidak dapat memperkirakan secara andal waktu penyelesaian aset dalam penyelesaian dan dimulainya produksi emas dari fasilitas 500 tpd CIL.


Wilton Makmur Indonesia awalnya didirikan dengan nama PT Sanex Qianjiang Motor International pada 21 Maret 2000.


Kemudian perusahaan mengubah nama menjadi PT Renuka Coalindo Tbk pada 6 Desember 2010, yang bergerak dalam bidang kegiatan usaha jasa pertambangan dengan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2010.


Terakhir pada 14 November 2019, perusahaan kembali mengubah namanya menjadi PT Wilton Makmur Indonesia Tbk setelah perusahaan asal Singapura, Wilton Resources Holding Pte, resmi mengambilalih 96,95% saham Renuka Coalindo.


Pada penutupan perdagangan Senin kemarin (5/7) di pasar modal, harga saham SQMI turun 6,36% ke level Rp 206/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 3,2 triliun.


Dalam seminggu saham ini telah turun 28,97%, selama sebulan melemah 37,20% dan sejak awal tahun telah terkoreksi hingga 45,50%.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210705221841-17-258530/laris-jualan-emas-ri-emiten-singapura-ini-malah-tekor-rp14-m

Comments


bottom of page