top of page

Powell Lebih 'Kalem', Perak Berkilau



Semarang, PT Kontak perkasa - Harga perak terpantau turun tipis setelah menguat 1,39% kemarin. Pernyataan Jerome Powell, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed, meredam laju mata uang Negeri Paman Sam dan imbal balik obligasi.

Pada Rabu (12/1/2021) pukul 06:50 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 22,75/ons, melemah 0,05% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Pasar memandang pernyataan Powell semalam tidak lebih hawkish dari perkiraan. Hal ini menguntungkan bagi aset lindung nilai seperti emas dan perak. Kemarin, emas menguat di atas 1% dan diikuti oleh perak.


"Fakta bahwa Powell tidak lebih hawkish dari yang diharapkan mungkin sedikit meredakan (bearish) pasar emas," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Powell mengatakan bahwa pembuat kebijakan masih memperdebatkan pendekatan untuk mengurangi neraca The Fed. Inflasi pun berjalan sangat jauh di atas target dan masih ada "jalan panjang" untuk mengeluarkan kebijakan yang ketat.

Pernyataan Jay Powell memukul indeks dolar dan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Amerika Serikat (AS) sehingga mendorong harga perak.

Indeks dolar AS longsor ke posisi terendah sejak dua bulan lalu. Kemarin, dolar ditutup di level US$ 95,6. Turun 0,41% dibandingkan harga penutupan kemarin. Penguatan dolar membuat perak yang diperdagangkan dengan greenback jadi lebih mahal ketimbang mata uang lainnya.


Sementara itu, yield obligasi AS jatuh dari posisi tertinggi dalam dua tahun di 1,75%. Yield obligasi AS tercatat 1,74% pagi ini. Laju yield memiliki korelasi negatif terhadap aset safe haven. Jika yield turun, harga aset safe haven akan naik dan berlaku sebaliknya.

Powell pun tidak memberikan petunjuk baru tentang waktu untuk kenaikan suku bunga, di mana banyak analis dan polling pasar diperkirakan dimulai pada bulan Maret.

Suku bunga merupakan salah satu 'musuh' utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan. Sehingga ketika kenaikan suku bunga masih tidak pasti, ini akan menguntungkan bagi perak.

Peter Moses, ahli strategi pasar senior di RJO Futures mengatakan ketidakpastian ekonomi terkait dengan pandemi dan volatilitas di pasar yang lebih luas juga tampaknya mendorong aset safe haven.

Fokus sekarang bergeser ke data inflasi AS yang diperkirakan telah meningkat sebesar 7% year-on-year (yoy) di bulan Desember dari 6,8% yoy pada bulan sebelumnya.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220112072125-17-306535/powell-lebih-kalem-perak-berkilau

Comments


bottom of page