top of page

Punya 'Harta Karun' Tembaga Melimpah, RI Bakal Ketiban Untung

Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Indonesia merupakan pemilik "harta karun" tembaga yang melimpah, bahkan menduduki peringkat ketujuh terbesar di dunia.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengolah data USGS 2020, Indonesia memiliki cadangan logam tembaga (Cu) sebesar 28 juta ton atau menguasai 3% dari total cadangan dunia yang mencapai 871 juta ton Cu.

Adapun pemilik cadangan tembaga terbesar di dunia yaitu Chile yang menguasai 23% cadangan tembaga dunia.


"Indonesia memiliki cadangan tembaga tujuh besar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku tembaga dunia," tulis Kementerian ESDM dalam "Booklet Tembaga 2020".

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2020, total cadangan bijih tembaga Indonesia mencapai 2,63 miliar ton dan sumber daya sebesar 15,08 miliar ton. Adapun produksi bijih tembaga sebesar 100 juta ton per tahun.

Dengan asumsi produksi sebesar 100 juta ton per tahun, cadangan bijih tembaga RI bisa mencapai 25 tahun atau hingga 2045. Namun ini bisa meningkat ketika eksplorasi terus dilanjutkan, sehingga jumlah cadangan terbukti semakin bertambah.


Lantas, apa keuntungan RI memiliki sumber daya tembaga yang melimpah ini?

Perlu diketahui, tembaga sangat berperan besar dalam komponen baterai hingga mobil listrik. Berdasarkan data Asosiasi Tembaga Dunia atau International Copper Association, kebutuhan tembaga dunia untuk kendaraan listrik diperkirakan akan melonjak hingga 1,74 juta ton pada 2027 dari 185 ribu ton pada 2017.

Lonjakan kebutuhan tembaga dunia ini tak lain karena perkiraan meningkatnya pemanfaatan kendaraan listrik menjadi 27 juta unit kendaraan listrik pada 2027, naik dari 3 juta unit pada 2017. Selain itu, setiap unit peralatan pengisi daya (charger) kendaraan listrik ini juga akan meningkatkan kebutuhan tembaga sekitar 0,7 kg atau 8 kg untuk fast chargers.


Berikut kebutuhan tembaga untuk setiap jenis kendaraan listrik:

1. Internal Combustion Engine: Membutuhkan sekitar 23 kg tembaga.

2. Hybrid Electric Vehicle (HEV): Membutuhkan sekitar 40 kg tembaga.

3. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV): Membutuhkan sekitar 60 kg tembaga.

4. Battery Electric Vehicle (BEV): Membutuhkan sekitar 83 kg tembaga.

5. Hybrid Electric Bus (Ebus HEV): Membutuhkan sekitar 89 kg tembaga.

6. Battery-powered Electric Bus (Ebus BEV): Membutuhkan sekitar 224-369 kg tembaga, tergantung ukuran baterai.



Lonjakan kebutuhan disertai dengan melonjaknya harga tembaga dunia tentunya akan berdampak positif bagi Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga.

Harga tembaga dunia pagi ini menguat seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Suntikan dana bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) juga menjadi sentimen positif karena meredakan isu gagal bayar Evergrande.

Pada Senin (27/9/2021) pukul 08:35 WIB, harga tembaga dunia tercatat US$ 9.414,50, naik 0,62% dibanding harga penutupan pasar akhir pekan kemarin. Bahkan, tembaga diisukan akan memasuki masa supersiklus di mana harga akan terus tinggi pada beberapa tahun ke depan.


Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210927145624-4-279479/punya-harta-karun-tembaga-melimpah-ri-bakal-ketiban-untung

Comentarios


bottom of page