top of page

Sepi! Jepang-China-Korsel Libur, Bursa Asia Dibuka Loyo

Semarang, PT KPF - Bursa utama Asia mayoritas dibuka melemah pada perdagangan Rabu (5/5/2021), di mana bursa utama Asia, yakni Jepang dan China masih ditutup karena masih libur panjang dan Korea Selatan juga ditutup karena libur nasional.


Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,45% dan indeks Straits Times Singapura dibuka merosot 0,76%.


Sedangkan untuk pasar saham Jepang, China, dan Korea Selatan hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional, di mana di Jepang masih libur Pekan Emas (Golden Week), di China libur panjang Hari Buruh, dan di Korea Selatan libur Hari Anak-Anak.


Alhasil, perdagangan pasar saham Asia hari ini cenderung sepi karena ditutupnya ketiga bursa saham utama tersebut, sehingga pelaku pasar memfokuskan sentiment dari Amerika Serikat (AS) pada hari ini.


Beralih ke Negeri Paman Sam (AS), bursa saham New York (Wall Street) mayoritas berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa (4/5/2021) waktu setempat, akibat saham-saham teknologi di AS yang terkena aksi jual investor.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,06% ke level 34.133,03. Tetapi S&P 500 melemah 0,67% ke 4.164,66, dan Nasdaq Composite yang merupakan indeks rumah bagi saham teknologi ambruk 1,88% ke posisi 13.633,50.


"Ekuitas diperdagangkan secara defensif di tengah penurunan saham teknologi dan komentar dari Yellen bahwa Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga untuk mencegah ekonomi dari overheating," tulis analis di ANZ Research dalam catatan pagi, dikutip dari CNBC International.


Saham-saham teknologi AS kembali dilepas oleh investor, membuat harga sahamnya berjatuhan dan menyebabkan indeks Nasdaq mencatatkan kinerja terburuknya sejak Maret 2021.


Kejatuhan saham teknologi AS terjadi setelah Negeri Paman Sam mulai memperlonggar kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) di beberapa negara bagian akibat dari penurunan kasus aktif virus Corona (Covid-19) di Negeri Paman Sam, salah satunya di negara bagian New York.


Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo menetapkan sejumlah pembatasan sosial (social restriction) akan segera dilonggarkan.

"New York telah membukukan kemajuan yang luar biasa. Sekarang saatnya untuk menyesuaikan kebijakan berdasarkan data yang ada," tegas Cuomo, seperti dikutip dari Reuters.


US Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, total pasien positif corona di New York per 2 Mei 2021 adalah 2.041.268 orang. Bertambah 2.200 orang dari hari sebelumnya.


Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 3.714 orang per hari. Jauh lebih sedikit ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.590 orang.


Selain saham teknologi AS yang berjatuhan, pelemahan dua indeks saham Wall Street juga dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan AS yang memberi sinyal bahwa suku bunga acuan perlu dinaikan.


Sebelumnya pada Selasa (4/5/2021), Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberi sinyal perlunya kenaikan suku bunga untuk membatasi pertumbuhan ekonomi akibat banjirnya stimulus pemerintah.


Dalam sebuah forum, ia mengatakan mungkin suku bunga harus naik untuk menjaga inflasi.

"Mungkin suku bunga harus naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak terlalu panas," kata Yellen dalam percakapan yang direkam sebelumnya dengan The Atlantic, dikutip CNBC Internasional.


"Meskipun pengeluaran tambahan relatif kecil dibandingkan dengan ukuran perekonomian, hal itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga yang sangat kecil."

"Tapi ini adalah investasi yang dibutuhkan ekonomi kita untuk menjadi kompetitif dan produktif. Saya kira ekonomi kita akan tumbuh lebih cepat karena itu."

Meski demikian, ia menegaskan dirinya tetap akan menghormati kemerdekaan bank sentral, The Federal Reserve dan tak akan mencoba mempengaruhi.


Sumber https://www.cnbcindonesia.com/market/20210505082416-17-243248/sepi-jepang-china-korsel-libur-bursa-asia-dibuka-loyo

Comments


bottom of page