top of page

Top Rupiah! Dolar Australia Dibuat Turun 4 Hari Beruntun


Nilai tukar dolar Australia melemah lagi melawan rupiah pada awal perdagangan Selasa (23/3/2021). Padahal, pada Kamis pekan lalu mata uang Negeri Kanguru menyentuh Rp 11.300/US$, level tertinggi dalam nyaris 7 tahun terakhir.


Pada pukul 10:28 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.103,84, dolar Australia melemah 0,43% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Rupiah mendapat tenaga menguat dari membaiknya sentimen pelaku pasar setelah yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat menurun. Kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun kemarin turun 5 basis poin ke 1,682%.


Sementara itu penurunan harga komoditas menjadi pemicu utama melemahnya dolar Australia belakangan ini. Bijih besi, komoditas ekspor utama Australia merosot 4,38% Senin kemarin.

Harga bijih besi sebelumnya terus menanjak hingga ke level tertinggi pada pertengahan Januari lalu. Tetapi sejak saat itu, berbalik menurun hingga nyaris 10%. Dan kemerosotan tajam kemarin, memberikan tekanan bagi dolar Australia.


Namun, di bulan April dolar Australia diprediksi akan menguat lagi.

"Penurunan harga minyak mentah membuat harga komoditas lainnya menurun, sehingga risiko berlanjutnya pelemahan dolar Australia masih berlanjut," kata Richard Franulovich, kepala strategi valas di bank Westpac, sebagaimana dilansir Poundsterlinglive, Senin (23/3/201).

"Namun, dengan adanya musim konversi deviden di bulan April di Australia, mata uangnya akan mendapat tenaga untuk kembali menguat," tambahnya.

Selain itu, perekonomian Australia juga menunjukkan pemulihan lebih lanjut.

Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran di bulan Februari turun tajam menjadi 5,8% dari bulan sebelumnya 6,3%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2020.


Selain itu, sepanjang bulan Februari, perekonomian Australia menyerap 88.700 tenaga kerja, jauh lebih besar ketimbang bulan sebelumnya 29.500 tenaga kerja.

Pelaku pasar melihat perekonomian Negeri Kanguru bisa pulih lebih cepat dari prediksi, dan kemungkinan suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat.


Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sebelumnya mengatakan suku bunga yang saat ini di rekor terendah 0,1% baru akan dinaikkan pada 2024.


"Kebijakan moneter yang ditetapkan saat ini terus membantu perekonomian dengan bunga pinjaman yang murah," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, sebagaimana dilansir News.com.au, Selasa (2/3/2021).

Comments


bottom of page